Kamis, 25 April 2024  
 
Menjadi Langka Hingga Mengalami Kenaikan Harga Minyak Goreng Murah, Ini Sebabnya

RL | Nasional
Kamis, 31 Maret 2022 - 09:06:01 WIB

Ilsutrasi, @net
TERKAIT:
   
 
TIRASKITA.COM - Setelah sempat mengalami kelangkaan stok, kini harga minyak goreng kemasan di pasar mengalami kenaikan pasca kebijakan harga eceran tertinggi (HET) dicabut. Ini lantaran industri minyak sawit mentah (CPO) selaku bahan baku minyak goreng di Tanah Air mayoritas dikuasai pihak swasta.

Hal ini dibenarkan Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga. Menurut dia, harga minyak goreng di tingkat nasional bisa lebih terkendali jika perusahaan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) lebih mendominasi kepemilikan perkebunan sawit.

Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menilai, diperlukan strategi khusus dari pemerintah agar dapat menentukan harga minyak sawit khusus untuk pasar dalam negeri. Salah satunya, dengan menambah luasan lahan perkebunan sawit yang dimiliki oleh BUMN, khususnya PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

"Saya kira baiknya minyak goreng dimasukkan menjadi salah satu komoditas penting. Saya usulkan, berikan mereka (PTPN) 2 juta ha (kebun sawit). Dia akan lebih bisa mendominasi dan menentukan (harga minyak goreng) sebagai price leader," kata Sahat dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (30/3).

Cerita soal sejarah, Sahat menyampaikan, PTPN di era 1990-an sempat menguasai 68 persen total lahan kebun sawit dalam negeri. Namun pemerintah kala itu menyetop penguasaan PTPN, dan memberikan kesempatan swasta untuk terus berkembang.

Alhasil, total kepemilikan lahan sawit milik swasta terus melejit, dan kini mencapai sekitar 60 persen dari total luas kebun 16,3 juta ha.

"Jadi PTPN harus diperkuat. Kalau minimal dia punya 2 juta ha, dia bisa punya 10 juta ton produksi sawit per tahun. Itu bisa dalam satu komando menentukan harga, bukan swasta," seru Sahat.

Indonesia Bergantung Harga CPO Internasional

Kondisi miris ini turut dibuktikan dari sikap Indonesia yang masih terlalu bergantung pada harga internasional CPO. Padahal, Indonesia masih menjadi produsen minyak sawit mentah terbesar dunia.

Sebab, pasar domestik saat ini baru menyerap sekitar 36 persen dari rata-rata produksi sawit setiap tahun, dan sisanya dibeli oleh pasar luar negeri. Otomatis industri sawit dalam negeri terpaksa mengikuti harga di pasar global.

"Saya memimpikan, kalaulah republik ini punya konsep yang jelas tentang sawitnya, harus membuat 65 persen produksi kita ada di domestik sehingga kita tidak tergantung ekspor," imbuh Sahat.

Pernyataan tersebut turut diamini Anggota Komisi IV DPR RI, Darori Wonodipuro. Dia menyayangkan industri CPO untuk produksi minyak goreng di Indonesia masih didominasi kepemilikan swasta.

"Setelah saya pelajari dan membaca ini semua itu diatur swasta. Swasta tidak ada jiwa sosialnya, jiwanya untung," ujar Darori.

Darori menganggap, pihak swasta yang lebih memikirkan keuntungan bisnis tentu saja lebih suka menjual barang dagangannya ke luar negeri dengan laba lebih dari 500 persen. Oleh karenanya, pemerintah perlu mengambil sikap tegas atas situasi ini.

"Regulasi dari pemerintah akan dipakai swasta bila itu menguntungkan. Kalau tidak, akan dilanggar," ucap dia.

Sumber: Liputan6.com


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • PWI Pusat Rusak Akibat Korupsi Dana Hibah Rp.2,9 M, Jusuf Rizal Desak KLB
  • Pj Gubri Ikuti Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di Surabaya
  • Pentingnya Pembinaan Atlet Sejak Usia Dini
  • Indikasi Korupsi Dana Hibah BUMN oleh Pengurus PWI, Ini Kronologi Lengkapnya
  • Peringati Hari Bumi, Kota Cimahi Kirim Perdana RDF Di TPS Santiong
  • Laporan Wartawan Atas Dugaan Pengancaman Kepada Wartawan Naik Sidik
  • Saya Siap Maju Pilkada SBD, Ini Wakilnya Saverinus Kaka
  • Rapat Paripurna DPRD JABAR Untuk Ranperda Prakarsa
  • Jadi Ajang Dalam Berdakwah, CISSA-HK, Sukses Gelar Kegiatan Semarak Ramadan
  •  
     
     
    Kamis, 18 Februari 2021 - 21:38:21 WIB
    Pengacara Dr. Edi Ribut Harwanto SH MH Menangkan Dua Perkara Banding
    Rabu, 05 Oktober 2022 - 21:08:53 WIB
    Oknum Notaris Jadi Tersangka Korupsi untuk Kasus Kredit Fiktif di BNI46 Pekanbaru Senilai Rp40 M
    Senin, 08 Juni 2020 - 12:20:00 WIB
    Pasar Sialang Kubang Jadi Model Pasar New Normal
    Sabtu, 25 Maret 2023 - 16:33:13 WIB
    Lintas Komisi DPRD Dengar Pendapat Terkait Penempatan Tenaga PPPK
    Rabu, 28 Oktober 2020 - 22:54:22 WIB
    Melalui Pilkada, Wagub Sumut Berharap Lahirkan Kepala Daerah Berkualitas
    Jumat, 30 Juli 2021 - 11:42:24 WIB
    Kapolres Serdang Bedagai Pimpinan Rapat Koordinasi Dengan FKUB dan Para Pendeta
    Jumat, 25 Juni 2021 - 21:36:12 WIB
    Dijanjikan Kerja Honorer di Pemko Sibolga, Bapak Ini Setor 20 Juta
    Selasa, 16 Februari 2021 - 08:33:25 WIB
    Pertama di Riau, Bupati Meranti Sampaikan LKPD Terakhir ke BPK RI
    Senin, 17 Agustus 2020 - 12:41:23 WIB
    DIRGAHYU REPUBLIK INDONESIA
    Pendemi Covid-19 Tidak Mengurangi Hikmad Pelaksanaan Upacara Hut RI ke-75
    Rabu, 11 Maret 2020 - 12:18:32 WIB
    Danramil 07/Alasa Laksanakan Komsos Di Rumah Warga Binaan
    Kamis, 18 Juni 2020 - 19:06:37 WIB
    Bupati Kampar Blusukan Bagikan Paket Sembako
    Sabtu, 27 November 2021 - 21:35:14 WIB
    Bupati Tapteng Berikan Bantuan Rehab Rumah Kepada 11 Warga Kecamatan Pandan
    Sabtu, 13 November 2021 - 18:16:30 WIB
    Gandeng Perbakin, Lanud Sugiri Sukani Gelar Lomba Menembak
    Selasa, 30 Maret 2021 - 14:32:48 WIB
    Kapolda Banten Terima Kunjungan Kerja Badan Peneliti Independen Kekayaan Negara
    Jumat, 17 Maret 2023 - 16:46:45 WIB
    Kodim 0620/Kab Cirebon, Laksanakan Upacara 17an di Bulan Maret 2023
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved