Selasa, 23 April 2024  
 
AS Sangat Yakin Rusia Berada di Balik Serangan Siber Masif Targetkan Badan Pemerintah

Riswan L | Internasional
Minggu, 20 Desember 2020 - 12:40:59 WIB

Mike Pompeo. REUTERS/Eric Thayer
TERKAIT:
   
 
Tiraskita.com - Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyatakan Rusia “sangat jelas” berada di balik serangan siber yang menyasar sejumlah badan pemerintah AS, termasuk menyasar targetnya di seluruh dunia.

Pada Kamis malam, Microsoft mengatakan pihaknya telah memberi tahu lebih dari 40 pelanggan yang terkena malware, yang menurut para ahli keamanan dapat memungkinkan penyerang mengakses jaringan tanpa batas ke sistem utama pemerintah dan jaringan tenaga listrik dan utilitas lainnya.

“Ada upaya signifikan untuk menggunakan perangkat lunak pihak ketiga untuk pada dasarnya menanamkan kode di dalam sistem pemerintah AS,” jelas Pompeo kepada The Mark Levin Show pada Jumat, dikutip dari Times of Israel, Minggu (20/12).

“Ini adalah upaya yang sangat signifikan, dan menurut saya dapat kita katakan dengan cukup jelas bahwa Rusia-lah yang terlibat dalam kegiatan ini.”

Presiden Microsoft, Brad Smith mengatakan dalam sebuah unggahan blog, sekitar 80 persen pelanggan yang terdampak berlokasi di AS. Korban juga ditemukan di Belgia, Kanada, Israel, Inggris, Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Spanyol.

“Pastinya jumlah dan lokasi korban akan terus bertambah,” ujarnya.

“Ini bukanlah ‘spionase sebagaimana biasanya,’ bahkan di era digital,” lanjutnya.
“Sebaliknya, ini mewakili tindakan sembrono yang menciptakan kerentanan teknologi yang serius bagi Amerika Serikat dan dunia.”

John Dickson dari perusahaan keamanan Denim Group mengatakan banyak perusahaan sektor swasta yang rentan berebut untuk menopang keamanan, bahkan sampai mempertimbangkan untuk membangun kembali server dan peralatan lainnya.

"Ini merupakan pukulan telak bagi kepercayaan baik pada pemerintah maupun infrastruktur kritis,” kata Dickson.

Ancaman tersebut berasal dari serangan jangka panjang yang diyakini telah menyuntikkan malware ke jaringan komputer menggunakan perangkat lunak jaringan manajemen perusahaan yang dibuat oleh perusahaan IT SolarWinds yang berbasis di Texas, dengan ciri khas serangan menyasar negara.

Wakil Presiden Pusat Kajian Strategis dan Internasional, James Lewis, mengatakan serangan itu mungkin akan menjadi yang terburuk yang melanda AS, melebihi peretasan catatan personel pemerintah AS pada 2014 dalam dugaan infiltrasi China.

“Skalanya menakutkan. Kami tidak tahu apa yang telah diambil, jadi itu salah satu tugas forensik, "ujarnya.

“Kami juga tidak tahu apa yang tertinggal. Praktik normalnya adalah meninggalkan sesuatu agar mereka bisa masuk kembali, di masa mendatang. "

Peringatan NSA

Badan Keamanan Nasional (NSA) menyerukan peningkatan kewaspadaan untuk mencegah akses illegal ke sistem militer dan sipil utama.

Para analis mengatakan serangan itu menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional dengan menyusup ke sistem utama pemerintah, sementara juga menciptakan risiko untuk kontrol sistem infrastruktur utama seperti jaringan tenaga listrik dan utilitas lainnya.
Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) mengatakan lembaga pemerintah, entitas infrastruktur penting, dan organisasi sektor swasta telah menjadi sasaran serangan.

CISA tidak mengidentifikasi siapa yang berada di balik serangan malware tersebut, tetapi perusahaan keamanan swasta ini menuding peretas yang terkait dengan pemerintah Rusia.

Pompeo juga menyebut keterlibatan Moskow pada Senin, mengatakan pemerintah Rusia telah berulang kali mencoba untuk menembus jaringan pemerintah AS.

CISA mengatakan gangguan komputer dimulai setidaknya pada awal Maret tahun ini, dan aktor di belakangnya telah "menunjukkan kesabaran, keamanan operasional, dan keahlian perdagangan yang kompleks."

“Ancaman ini menimbulkan risiko besar,” jelas CISA pada Kamis.

Peretas dilaporkan memasang malware pada perangkat lunak yang digunakan oleh Departemen Keuangan AS dan Departemen Perdagangan, yang memungkinkan mereka untuk melihat lalu lintas surel internal.

Departemen Energi, yang mengelola persenjataan nuklir AS mengonfirmasi mereka juga terkena malware tetapi memutuskan sistem yang terpengaruh dari jaringannya.

“Pada titik ini, penyelidikan telah menemukan bahwa malware telah diisolasi ke jaringan bisnis saja, dan tidak berdampak pada fungsi penting keamanan nasional dari departemen, termasuk Administrasi Keamanan Nuklir Nasional,” jelas juru bicara badan tersebut, Shaylyn Hynes.

SolarWinds mengatakan sampai 18.000 pelanggan, termasuk lembaga pemerintah dan perusahaan Fortune 500, telah mengunduh pembaruan perangkat lunak yang dikompromikan, memungkinkan peretas untuk memata-matai pertukaran surel.



comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Peringati Hari Bumi, Kota Cimahi Kirim Perdana RDF Di TPS Santiong
  • Laporan Wartawan Atas Dugaan Pengancaman Kepada Wartawan Naik Sidik
  • Saya Siap Maju Pilkada SBD, Ini Wakilnya Saverinus Kaka
  • Rapat Paripurna DPRD JABAR Untuk Ranperda Prakarsa
  • Jadi Ajang Dalam Berdakwah, CISSA-HK, Sukses Gelar Kegiatan Semarak Ramadan
  • Bahas Prosedur hingga Mekanisme Reses Dengan DPRD Sumatra Selatan
  • Sekretariat DPRD Jabar Gelar Halalbihalal "Mari Perkuat Silaturahmi & Sucikan Hati"
  • Dandim 0620/Kab Cirebon Bersama Forkopimda Lainnya Tinjau Pospam Ops Ketupat Lodaya 2024
  • Jaga Kesehatan Personel, Kasatgas Banops Ketupat LK 2024 Polres Rohil Gelar Cek Tensi & Beri Vitamin
  •  
     
     
    Sabtu, 08 Januari 2022 - 13:11:45 WIB
    Kunjungi LAM Riau, Kapolda Sebut Siap Bersinergi
    Jumat, 30 Juli 2021 - 19:28:31 WIB
    Kapolres Sergai AKBP Robin Simatupang Pimpin Razia PPKM dan Warung Tuak
    Kamis, 16 September 2021 - 18:13:16 WIB
    Dukung Program Pemerintah, Nakes TNI AL Lanal Cirebon Laksanakan Serbuan Vaksinasi Untuk Masyarakat
    Kamis, 03 Februari 2022 - 13:33:03 WIB
    Pemerintah Segerakan Ratifikasi Perjanjian Ekstradisi RI-Singapura
    Selasa, 18 Agustus 2020 - 07:14:48 WIB
    Lindungi Hak Cipta
    Asosisi Bela Hak Cipta (ABHC) Indonesia, Gelar Seminar Webinar Nasional
    Selasa, 23 Maret 2021 - 16:15:51 WIB
    Hari Pertama Penerapan Tilang Online, 1.200 Warga Riau Langgar Lalulintas
    Sabtu, 03 Juli 2021 - 08:31:24 WIB
    Terkait Dugaan Pungutan Calon Penyapu Jalan, JP BONS Sibolga Lakukan Rapat Klarifikasi
    Selasa, 26 Desember 2023 - 11:28:29 WIB
    Kodim 0620/Kab Cirebon Gelar Program Penghijauan Di Karangwareng
    Senin, 29 Juni 2020 - 14:08:49 WIB
    Dinding Beton Penyanggah Tanah Roboh
    Diduga Bangun Asal Jadi, Turap Jalan Di Bathin Solapan Bengkalis Amblas
    Rabu, 29 September 2021 - 09:02:09 WIB
    Pemprov Riau Tingkatkan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
    Sabtu, 20 Maret 2021 - 21:19:48 WIB
    Wako Dumai Kunker dan Audiensi Bersama Pertamina RU II
    Selasa, 02 November 2021 - 09:39:50 WIB
    Bahas Anggaran Sementara Tahun Anggaran 2022
    Sidang Paripurna Bahas Persetujuan DPRD Terhadap Kebijakan Umum Anggaran Serta Prioritas Plafon
    Rabu, 04 Maret 2020 - 11:24:25 WIB
    SEEKOR ULAR MATI KARNA MELINDUNGI TELURNYA DARI KARHUTLA
    Ular Phyton Mati Melindungi Telur dan Anaknya dari Karhutla Riau
    Rabu, 02 Februari 2022 - 10:45:36 WIB
    Danramil 0620-15/Klangenan Pimpin Karbak Bersih Bersih Saluran Air
    Kamis, 22 April 2021 - 17:36:12 WIB
    Sempat Alami Lonjakan Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Pasar Manis Kembali Stabil
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved