Jum'at, 19 April 2024  
 
Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Maret 2020.
Suhariyanto : Inflasi Maret 2020 Cukup Terkendali

Riswan L | Nasional
Jumat, 03 April 2020 - 08:56:50 WIB

Dok : Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi 2020.
TERKAIT:
   
 
Tiraskita.com - Infografis Inflasi bulan Maret 2020 Perkembangan harga berbagai komoditas pada Maret 2020 secara umum menunjukkan adanya kenaikan, meskipun jauh lebih landai dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya sehingga inflasi cukup terkendali di bulan ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, saat menyampaikan jumpa pers secara langsung (live streaming), Rabu (1/4).

”Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 Kota inflasi, pada bulan Maret 2020 ini terjadi inflasi sebesar 0,10%.

Dengan demikian inflasi per kalender adalah sebesar 0,76% dan inflasi tahunan dari Maret 2020 ke Maret 2019 adalah sebesar 2,96%, berarti ada di bawah 3%,” ujar Suhariyanto seraya memberikan penekanan bahwa dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa inflasi pada bulan Maret 2020 cukup terkendali.

Lebih lanjut, Kepala BPS menyampaikan bahwa dari 90 kota ada 43 kota yang mengalami inflasi dan ada 47 kota yang mengalami inflasi.

”Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe di mana inflasi bulan Maret adalah sebesar 0,64% dan kalau kita telusuri lebih dalam penyebab utamanya adalah kenaikan berbagai harga jenis ikan dan kemudian juga sumbangan kenaikan harga emas perhiasan,” imbuh Kepala BPS.

Deflasi tertinggi, menurut Kepala BPS, terjadi di Timika, yaitu minus 1, 91% dan penyebab utamanya adalah turunnya tiket angkutan udara sehingga sumbangannya kepada deflasi adalah sebesar 0,77%.

”Kalau kita bandingkan inflasi bulan Maret 2020 dengan inflasi pada bulan Februari 2020.  bisa dilihat di sana bahwa inflasi bulan Maret adalah 0,10% lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan Februari 2020 yang sebesar 0,28%,” ujarnya.

Hal ini, menurut Kepala BPS, akan sama juga dengan inflasi tahunan dimana pada bulan Maret adalah 2, 96%, bulan Februari 2,98%, jadi inflasi pada bulan Maret ini lebih rendah dibandingkan bulan yang lalu.

”Satu catatan yaang perlu digarisbawahi, bahwa pada akhir minggu di bulan April kita akan mulai memasuki bulan puasa.

Karena itu, kita semua perlu siap-siap untuk betul-betul menjaga ketersediaan pasokan barang, kelancaran distribusi supaya harga-harga tetap terjangkau,” kata Kepala BPS.

Dengan memperhatikan apa yang sudah dicapai pemerintah pada tahun lalu, sambung Kepala BPS, tentu diharapkan bahwa inflasi selama bulan Ramadan dan Lebaran tetap akan terkendali.

”Inflasi bulan Maret adalah 0,10% dan dari 11 kelompok pengeluaran yang ada. Ada dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok pengeluaran transportasi yang mengalami deflasi 0,43% dan kemudian kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi sebesar 0,09%,” imbuhnya.

Sementara kelompok pengeluaran yang lain, tambah Suhariyanto, mengalami inflasi meskipun tidak terlalu tinggi dan inflasi yang tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

”Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, inflasinya adalah sebesar 0,10%, andil inflasinya adalah sebesar 0,03%,” katanya.

Ada beberapa komoditas, lanjut Kepala BPS, yang dominan memberikan memberikan andil atau sumbangan inflasi pada kelompok ini, yaitu:

1:Pertama, adalah kenaikan telor ayam ras itu menyumbang andil inflasi sebesar 0,03%.

2:Kedua, adanya kenaikan bawang bombay sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,03%.

3:¹Ketiga, kenaikan gula pasir di mana sumbangan atau andil inflasinya adalah sebesar 0,02%.

4:Keempat, kenaikan rokok kretek filter dan rokok putih masing-masing juga memberikan andil sebesar 0,01%.

”Di sisi lain ada komoditas-komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil kepada deflasi pada kelompok ini, diantaranya adalah hargai cabai merah sudah turun drastis sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,09%.

Cabai rawit menyumbang andil inflasi sebesar 0,04%,” jelas Kepala BPS menguraikan komoditas-komoditas dominan yang memberikan andil inflasi dan deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Kemudian berikutnya, sambung Kepala BPS, yang mempunyai andil terbesar adalah kelompok transportasi pada bulan Maret 2020 ini mengalami deflasi sebesar 0,43% dan sumbangannya kepada deflasi adalah 0,05%.

”Komoditas yang paling dominan memberikan andil kepada deflasi pada kelompok ini adalah adanya penurunan tarif angkutan udara dimana andil terhadap deflasinya adalah sebesar 0,26%,” sambungnya.

Untuk kelompok penyediaan makanan, minuman, dan restoran, Kepala BPS menyampaikan bahwa terjadi inflasi 0,36% dengan dengan andil 0,03%, komoditas yang memberikan andil kepada inflasi adalah kenaikan harga untuk nasi dengan lauk pauk sebesar 0,01%.

”Berikutnya adalah kelompok pengeluaran nomor 11 yang mengalami inflasi paling tinggi, yaitu 0,99% sehingga andilnya kepada inflasi adalah sebesar 0,06%.

Di sana komoditas yang paling dominan memberikan sumbangan kepada inflasi adalah kenaikan emas perhiasan, sehingga andilnya kepada inflasi adalah sebesar 0,05%. Jadi itu yang menyebabkan terjadinya inflasi bulan Maret sebesar 0,10%,” jelasnya.

Dari 3 komponen yang mengalami inflasi, lanjut Kepala BPS, yaitu komponen inti, dimana inflasinya adalah sebesar 0,29% dan andilnya kepada inflasi adalah 0,19%.

”Untuk inflasi inti ini yang menyumbang besar kepada inflasi adalah emas perhiasan 0,05%, bawang bombay 0,03%, dan kemudian juga gula pasir 0,02%. Kita tahu bahwa pergerakan harga emas dipengaruhi pergerakan internasional,” urai Suhariyanto.

Sementara untuk harga yang diatur pemerintah atau administrative price, menurut Suhariyanto, mengalami deflasi 0,19% dan sumbangannya kepada deflasi adalah 0,03%.

”Di sana seperti saya sampaikan tadi ada penurunan tarif angkutan udara dengan andil deflasi 0,06%, meskipun masih ada kenaikan rokok kretek dan rokok filter yang masing-masing menyumbang kepada inflasi sebesar 0,01%,” tutur Kepala BPS.

Sementara untuk kelompok floating price, menurut Kepala BPS, mengalami deflasi dengan berbagai penurunan harga seperti cabai merah dan cabai rawit.

”Jadi dari angka inflasi bulan Maret 2020 ini sekali lagi bisa saya simpulkan bahwa inflasi pada bulan Maret 2020 adalah sebesar 0, 10%.

Penyebab utama inflasi pada bulan Maret 2020 adalah kenaikan harga emas perhiasan, kenaikan telur ayam ras, kenaikan bawang bombay, dan gula pasir,” tandasnya.

Sebaliknya, tambah Kepala BPS, penghambat utama inflasi akan menyebabkan deflasi kareda ada turunnya harga cabai merah, tarif angkutan udara, dan harga cabai rawit.

”Sementara dari sisi komponen inflasi pada bulan Maret ini didorong oleh inflasi inti yang utamanya disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan,” tuturnya menyelesaikan penjelasan terkait inflasi di bulan Maret 2020.***


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Jadi Ajang Dalam Berdakwah, CISSA-HK, Sukses Gelar Kegiatan Semarak Ramadan
  • Bahas Prosedur hingga Mekanisme Reses Dengan DPRD Sumatra Selatan
  • Sekretariat DPRD Jabar Gelar Halalbihalal "Mari Perkuat Silaturahmi & Sucikan Hati"
  • Dandim 0620/Kab Cirebon Bersama Forkopimda Lainnya Tinjau Pospam Ops Ketupat Lodaya 2024
  • Jaga Kesehatan Personel, Kasatgas Banops Ketupat LK 2024 Polres Rohil Gelar Cek Tensi & Beri Vitamin
  • Publik Meminta SF Haryanto Pj Gubri, Evaluasi Kadis PUPR-PKPP Riau & Jajaran
  • Dinas PUPR Turut Meriahkan Tradisi Lampu Colok Khas Bengkalis
  • Mudik Gratis 1445 H /2024 M Resmi di Lepas Pemkot Kota Cimahi
  • Danrem 072/Pmk Menerima Audensi Himpunan Mahasiswa Islam UIN Sunan Kalijaga DIY
  •  
     
     
    Senin, 29 November 2021 - 13:54:45 WIB
    Babat Habis Hutan Bambu Milik Batin Sengeri, PT Arara Abadi Resmi Diadukan Kementerian LHK-RI
    Kamis, 06 Februari 2020 - 11:05:42 WIB
    Soal Pemulangan WNI Eks ISIS, Presiden: Akan Dibahas dalam Ratas
    Senin, 20 September 2021 - 08:41:13 WIB
    Besok Gubri Lakukan Pemancangan Tiang Pertama SPAM Pekanbaru-Kampar Kapasitas 1.000 Liter per Detik
    Jumat, 03 April 2020 - 08:50:00 WIB
    Narkotika
    “Virus” Residivisme Penyalahgunaan Narkotika, Perlu Juga Diketahui Presiden & DPR
    Jumat, 17 September 2021 - 11:40:45 WIB
    Pemkab Tapanuli Tengah Gelar Forum Kemitraan dan Komunikasi Para Pemangku Kepentingan Utama Tahap II
    Jumat, 26 Februari 2021 - 20:17:46 WIB
    Dr. Edi Ribut Harwanto SH MH Diminta Menjadi Pengacara PPDI Provinsi Lampung
    Senin, 22 Februari 2021 - 17:20:15 WIB
    Kampung Tangguh: Harapan dari Desa untuk Hadapi Pandemi
    Sabtu, 13 November 2021 - 09:28:46 WIB
    Jum'at Barokah Ditkrimum Polda Riau Sasar Dua Panti, Satu Masjid dan Kaum Dhuafa Jalanan
    Senin, 20 Juli 2020 - 20:11:30 WIB
    Bersama Instansi Terkait, Pasiops Kodim 0620/Kab Cirebon, Himbau Masyarakat Ikuti Protkes
    Sabtu, 23 Mei 2020 - 14:00:51 WIB
    BELASAN NARKOTIKA JENIS SABU
    Ditengah Pandemi Covid-19, Polisi Berhasil Menangkap Pengedar Narkoba Jaringan Internasional
    Jumat, 17 Juli 2020 - 11:53:15 WIB
    Sat Reskrim dan Polsek Bukit Raya Tangkap Dua Pelaku Pencurian Dengan Pemberatan
    Jumat, 06 November 2020 - 04:45:29 WIB
    SMS Spam Bisa Dilaporkan ke Kominfo, Ini Caranya
    Senin, 29 Maret 2021 - 18:38:39 WIB
    Pelayanan Semakin Mendekati Masyarakat
    Minggu, 02 Agustus 2020 - 10:32:46 WIB
    DPP GMNI Dukung Bareskrim Polri Bongkar Jejaring dan Beking Djoko Tjandra
    Selasa, 06 Juni 2023 - 16:38:04 WIB
    DPRD Jawa Barat Pelajari Pembangunan Infrastruktur Provinsi DI Yogyakarta
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved