Hadiri Sosialisasi Mitigasi Gerakan Tanah, Walkot: Pentingnya Pemahaman Penanggulangan Bencana
| Jawa Barat Kamis, 19 November 2020 - 19:00:03 WIB
TERKAIT:
CIMAHI SELATAN | Tiraskita.com –Upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana memerlukan kesiapsiagaan yang ditopang oleh manajemen ataupun pengorganisasian yang baik melalui dukung.
Hal tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam mengantisipasi ataupun saat timbulnya bencana.
Demikian disampaikan Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna, dalam sambutannya saat menghadiri Sosialisasi Mitigasi Gerakan Tanah Tingkat Kota Cimahi Tahun 2020, bertempat di Aula Kantor Kecamatan Cimahi Selatan pada Kamis (19/11).
“Untuk mengetahui kapan bencana alam akan terjadi itu kan sulit yah. Yang namanya bencana alam itu kan dapat terjadi secara tiba-tiba di mana pun dan kapan pun.
Oleh karena itu, penting dilakukan mitigasi bencana baik secara struktural maupun non struktural, sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana,” ujar Ajay.
Dikatakan Wali Kota Ajay, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2019, Kota Cimahi dengan skor 120 berada pada kelas risiko skala kerawanan sedang.
Tingkat risiko ini dapat meningkat, apabila kondisi klimatologi, topografi dan geohidrologi dipengaruhi oleh cuaca ekstrim, serta penggunaan lahan dan pengembangan wilayah yang tidak berpihak pada pengurangan risiko bencana di wilayah Kota Cimahi.
Menurutnya, ada beberapa potensi bencana yang bisa terjadi setiap saat untuk wilayah Kota Cimahi, yaitu bencana banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, pergerakan tanah, kekeringan dan bencana social lainnya.
Disamping itu, perlu juga diwaspadai mengenai keberadaan struktur sesar lembang yang turut mencakup wilayah Kota Cimahi, dimana menurut kajian para ahli dari LIPI maupun Pusat Studi Gempa Nasional berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan magnitudo maksimum mencapai 6,8 skala Richter.
“Jadi Cimahi ini memang termasuk cukup rawan bencana, meskipun status kerawanannya itu sedang.
Makanya langkah kongkrit Pemkot Cimahi dalam kaitan dengan upaya mitigasi bencana menjadi sangat penting agar nantinya kita sudah siap manakala bencana alam benar-benar datang,” terangnya.
Ajay berharap, kegiatan Sosialisasi Mitigasi Bencana tersebut dapat menjadi momentum bagi semua stakeholders dan/atau komponen masyarakat lainnya, untuk terus menjalin kerjasama, komunikasi, dan koordinasi yang baik dalam penyelenggaraan dan penanggulangan bencana di Kota Cimahi.
Disamping itu, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat menjadi medium penguatan kelembagaan melalui sinergitas antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, sekaligus menjadi landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan serta meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/risiko bencana sehingga masyarakat Kota Cimahi dapat hidup dan bekerja dengan tenang dan aman.
“Selain kesigapan aparatur terkait kebencanaan, ketangguhan masyarakat secara mandiri dalam penanggulangan bencana menjadi yang pertama dalam setiap upaya penanggulangan bencana.
Untuk itu, semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan semua komponen masyarakat Cimahi khususnya dalam upaya meningkatkan kapasitas dan pengetahuan untuk mendeteksi, mencegah, maupun menanggulangi setiap bentuk kejadian bencana,” pungkas Ajay.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Camat Cimahi Selatan, perwakilan unsur Forkopimda, PMI, Dan APINDO Kota Cimahi, serta para narasumber dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, dan Peneliti Kelompok Keilmuan Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). (Arif S)