Riswan L | Serba-Serbi Selasa, 22 Desember 2020 - 12:23:15 WIB
Foto: Grandyos Zafna
TERKAIT:
Jakarta | Tiraskita.com - Setiap orang tentu punya impiannya masing-masing, sama halnya seperti seorang perajin ukiran Malaka yang satu ini. Christophorus Xaverius Aron Esy (40) bercerita tentang impiannya membuat ukiran Presiden RI Joko Widodo.
Pria yang akrab disapa Om Cen ini menyebut dirinya terinspirasi dengan sosok Jokowi yang sederhana. Apalagi Jokowi menurutnya sudah membuat pembangunan di wilayah timur menjadi lebih baik. Seperti di Malaka misalnya, Cen mengatakan Jokowi telah membangun Jalan Sabuk Merah dari Kabupaten Belu hingga Malaka sehingga akses jalan kini jadi lebih mudah.
"Saya terinspirasi dengan Bapak Jokowi. Saya ingin mengukir Bapak Jokowi sama istri. Saya orang Timor asli Malaka saya mau ngukir buat Bapak Jokowi sama istri. Karena saya terinspirasi sekali sama Bapak Jokowi, orangnya sederhana, dia buat sesuatu tidak pandang bulu. Aduh tidak bisa dihitung," ungkapnya kepada detikcom baru-baru ini.
Adapun awal mula keinginannya untuk membuat ukiran wajah Jokowi muncul saat dirinya menghubungi salah satu kenalannya di Kupang. Kebetulan saat itu Cen mengatakan akan ada festival kesenian yang akan digelar di sana.
"Waktu itu ada seperti festival di Kupang kita masuk di situ. Kebetulan saya punya kenalan di sana, lalu di telpon. Saya bilang bisa nggak saya kasih ukiran buat Bapak Jokowi, dan katanya bisa," katanya.
Keinginannya untuk bisa membuat ukiran Jokowi sebenarnya sudah hampir terwujud, namun, hal ini terkendala karena adanya COVID-19. Bahkan, Cen mengatakan dirinya sudah mempersiapkan bahan-bahannya. Rencananya, Cen juga akan memberikan ukiran miliknya tepat saat Jokowi datang ke Kupang pada bulan Mei lalu.
"Sebenarnya sudah ingin tercapai dan harus tercapai. Sudah dipotong kayunya, tapi belum kesampaian (dilanjutkan) karena waktu itu COVID. Ketika Bapak Jokowi datang di Kupang pas Februari, Maretnya saya sudah rencana mau buat itu. Tapi saya belum sempat karena ada COVID makanya Bapak Jokowi bulan Mei nggak sempat ke Kupang. Kalau nggak saya sudah kasih langsung," paparnya.
Adapun ukiran yang ingin ia buat juga menampilkan ikon-ikon Nusa Tenggara Timur, serta adat istiadat yang ada di Malaka. Ukiran tersebut rencananya akan dibuat dalam sebongkah kayu berukuran setinggi satu meter.
"Saya mau buat ikonnya NTT, Danau Kelimutu, terus di Malaka sini dengan dia punya adat istiadat seperti rumah adat. Saya tuangkan dalam satu kayu kayak pohon gelondongan. Jadi saya ambil satu meter di sekelilingnya itu ikon NTT, sama ada Bapak Jokowi di situ," katanya.
Sejak saat itu, Cen merasa sedikit kecewa karena impiannya tersebut belum bisa dilaksanakan. Apalagi ia mengaku telah semangat untuk membuat. Namun, jika dirinya masih diberi kesempatan untuk membuat ukiran Jokowi, ia mengaku tetap ingin membuat. Bahkan, ia mengatakan ukiran tersebut bisa selesai dalam waktu sebulan saja.
"Saya sudah semangat eh tau-taunya masuk bulan Maret nggak bisa, kecewa saya di situ. Ya kalau (masih) bisa, saya mau tetap buat, nggak lama paling satu bulan juga sudah jadi," ungkapnya.
Meskipun impiannya belum bisa terwujud saat ini, Cen tetap tidak putus asa dan terus membuat ukiran bagi warga Malaka di salah satu usaha mebel milik rekannya, Emanuel Benani (33).
"Kalau saya di sini baru jalan 4 bulan. Saya datang di 2015 masuk 2016-2017 saya di mebel peti di Betun. Nah terus bos ini kakaknya temen sekolah saya dari dulu," katanya.
Masih sedikitnya pengusaha mebel di Malaka pun membuat Emanuel bersyukur bisa menemukan perajin ukiran untuk usaha Mebelnya. Bahkan, ia mengaku di awal merintis mebel dirinya hanya punya satu orang pekerja untuk membuat mebel tanpa ukiran.
Lambat laun, akhirnya ia memutuskan untuk mengajukan KUR ke BRI agar perusahaan mebelnya berkembang. Emanuel yang awalnya hanya bisa mempekerjakan satu pekerja pun kini bisa mempekerjakan sembilan orang termasuk Cen.
"Tahun 2017 awalnya saya pinjam pertama itu Rp 25 juta dari KUR, lalu dua tahun selesai. Dalam jangka waktu satu tahun saya tendang, saya ambil Rp 100 lalu saya beli mobil (untuk antar mebel) seharga Rp 80 juta masih ada Rp 20 juta untuk saya putar," katanya.
"Awalnya (yang) bekerja di sini itu dari 2017 satu orang. Lalu pesanan mulai banyak, penambahan tukang lagi jadi 4 orang, naik lagi jadi 6 dan sekarang jadi 9 orang," ungkapnya.
Di ulang tahun yang ke-125 pada tahun ini, BRI hadir di perbatasan dengan tema BRILian memudahkan masyarakat melakukan transaksi perbankan, termasuk bagi masyarakat Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka. BRI juga menghadirkan KUR hingga menyalurkan BPUM untuk membantu UMKM sekitar.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi.