RL | Serba-Serbi Kamis, 13 Januari 2022 - 11:01:32 WIB
Ilustrasi
TERKAIT:
A. Pengertian Kesulitan Belajar dan Pembelajaran
Dunia pendidikan erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Riyanto (2010:131), Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. “pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar”.
Menurut Dantes (2014:107), “proses pembelajaran, sebagai proses implementasi kurikulum, menuntut peran guru untuk mengartikulasikan kurikulum atau bahan pelajaran serta mengembangkan dan mengimplementasikan program-program pembelajaran dalam suatu tindakan yang akurat”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan pembelajaran sebagai suatu upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar, secara menyeluruh terlihat bahwa ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan belajar menurut Pane & Dasopang (2017:334) menyatakan bahwa Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi.
Kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran memiliki perbedaan satu sama lain. Hal ini dapat menjadikan mereka memiliki perbedaan pendapat dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Semakin dikuasainya suatu konsep dalam pembelajaran diharapkan pemecahan suatu masalah menjadi semakin mudah, dan hasil belajar menjadi lebih baik.
Dalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru seringkali menjumpai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sugihartono (dalam Anzar, 2017:54)mendefinisi kan kesulitan belajar sebagai suatu gejala yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya hasil belajar yang rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut Sugihartono (2007) menjelaskan bahwa hasil belajar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, hasil belajarnya lebih rendah bila dibandingkan dengan teman-temannya. Siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat disebut juga mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar atau learning disabilities dikenal secara spesifik merujuk pada adanya kesenjangan nyata antara kemampuan yang dimiliki dengan prestasi yang dicapai. Individualis with Disabilities Education Act 1997 istilah kesulitan belajar adalah gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran dan tulisan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Jadi, dapat dikatakan kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut bisa bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis.
B. Faktor- Faktor Kesulitan Belajar
1. Faktor Intern
a. Sikap Terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaian.
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
c. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut trtuju pada isi bahan belajar maupun proses pemerolehannya.
d. Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
e. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan terebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama.
f. Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan
Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali atau mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.
g. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini, siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.
h. Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
i. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar Menurut Wechler (Monks & Knoers, Siti Rahayu Haditono) intelegensi adalah
suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.
j. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa (i) belajar pada akhir semester, (ii) belajar tidak teratur, (iii) menyianyiakan kesempatan belajar, (iv) bersekolah hanya untuk gengsi, (v) datang telambat bergaya pemimpin, (vi) bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain, (vii) bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.
k. Cita-Cita Siswa
Cita cita merupakan motivasi instrinsik. Cita cita sebagai motivasi instrinsik perlu dididikkan. Didikkan memiliki cita cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa.
2. Faktor Ekstern
a. Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi sesuai dengan keahliannya tetapi juga menjadi Pendidik generasi muda bangsa. Sebagai pendidikan memusatkan perhatian pada kepribadian siswa khususnya berkenaan dengan kepentingan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa.
b. Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Prasarana belajar dan meliputi gedung sekolah, Ruang belajar, Lapangan olahraga, Ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.
c. Kebijakan Penilaian
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar atau proses pembelajaran. Laku aktif pembelajaran adalah guru.
d. Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Siswa siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan Pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan nya adanya kedudukan dan peranan tertentu sebagai ilustrasi sehingga dapat menjabat sebagai pengurus kelas, sebagai ketua kelas, sebagai ketua OSIS di sekolahnya, sebagai pengurus OSIS di sekolah sekolah di kotanya tingkat provinsi atau tingkat nasional.
e. Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah atau yang disahkan oleh yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan isi pendidikan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.
3. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Adapun jenis-jenis kesulitan belajar ialah sebagai berikut:
a. Learning disabilities
Learning disabilities (LD) adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajarnya dibawah potensi intelektualnya.
b. Underachiever
Konsep Underachiever lebih berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang. Seseorang dalam melakukan kegiatan banyak berkaitan dengan kemampuan yang ia miliki. Kemampuan tinggi, maka kecendrungan prestasi seseorang akan tinggi pula.
c. Slow Learner.
Slow Learner adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain dan memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
4. Analisis Permasalahan dan Kesulitan Belajar Adapun permasalahan dan kesulitan belajar siswa yaitu sebagai berikut: 1. Melamun saat guru mengajar 2. Murid sering terlambat masuk sekolah 3. Lama dalam menyelesaikan tugas yang di berikan 4. Mencontek saat ulangan 5. Pasif saat guru memberi pertanyaan 6. Tidak konsentrasi saat guru mengajar Adapun kesulitan belajar peserta didik ialah : 1. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya pemahaman tentang pelajaran itu sendiri karena kebanyakan responden menjawab bahwa pelajaran itu biasa saja. Biasa saja di sini maksudnya, menganggap pelajaran itu susah-susah gampang atau gampang-gampang susah untuk dipahami 2. Kasus kesulitan belajar yang berlatar belakang sikap negatif terhadap guru. Berdasarkan data yang terkumpul, guru yang membosankan menjadi salah satu faktor penyebab kesulitan belajar. 3. Kasus kesulitan belajar yang berlatar belakang responden pernah mendapatkan nilai di bawah rata-rata. (Nita Nuria 186910677)