PDIP – PSI Melejit, Gerindra – Golkar Tetap, Nasdem, PD, PKS dan PAN Ambruk
Riswan L | Nasional Selasa, 30 Juni 2020 - 14:55:26 WIB
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan
TERKAIT:
Jakarta, Tiraskita.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digawangi anak muda
dengan Ketua Umumnya mantan Presenter TV One, Grace Natalie, berdasarkan
survei lembaga NEW INDONESIA Reseacr & Consulting (NIRC) melejit ke
papan tengah sebesar 4,2 persen, dibanding perolehannya di pemilu
2019 sebesar 1,9 persen suara.
Hal yang sama dan
luar biasa juga terjadi pada Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Perjuangan yang mencapai 29,3 persen, dibanding pemilu 2019 mencapai
19,4 persen, ujar Direktur Eksekutif NIRC Andreas Nuryono. Urutannya
menurut survei itu ; PDI Perjuangan 29,3 persen, Gerindra 12,5 persen,
Golkar 9,7 persen, PKB 6,8 persen, PKS 5,5 persen, PSI 4,2 persen,
Nasdem 4,1 persen, Demokrat 3,8 persen, PPP 2,4 persen PAN 1,6 persen.
Bahkan
melonjaknya perolehan suara PDI Perjuangan sebesar 10 persen ini,
walaupun hanya kata survei patut diapresiasi, dari partai yang tidak
bisa mencalonkan pasangan capres dan cawapres di 2019 secara sendiri,
bisa mencalonkan sendiri pasangan Capres dan Cawapresnya. Demikian juga
dengan PSI yang melejit mencapai 3 persen suara dan menyalib Demokrat,
PKS, PPP, dan PAN. Hal ini, bisa jadi kinerja PSI di tingkat DPRD
terbukti efektif sebagaimana PDIP di tingkat nasional, tandas Andreas.
Survei
NIRC dilakukan pada 8-18 Juni 2020, dengan jumlah responden 1200 orang.
Metode survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden
survei sebelumnya yang dipilih secara acak. Margin of error survei
sebesar ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Jika
dari rilis survei NICR, ada dua partai yang punya media, tergerus
dari papan tengah ke ke bawah, Perindo dan Nasdem, sedangkan partai
yang berbasis suara ulama dan keumatan turun, PPP, PKS, dan PAN,
kecuali PKB. Lalu, partai yang mendukung presiden ke 6, bernasib sama
juga, juga. Gambaran ini semakin menjelaskan bahwa pemegang suara atau
rakyat yang berhak memilih lebih banyak menginginkan gebrakan nyata dan
spektakuler dibandingkan hanya sekedar harapan belaka.***
