Selasa, 03 Oktober 2023  
 
Bencana Besar Kelaparan di Ukraina pada 1930

RL | Internasional
Rabu, 16 Februari 2022 - 09:41:08 WIB


TERKAIT:
   
 
TIRASKITA.COM - Kebencian warga Ukraina terhadap Rusia punya akar sejarah yang panjang. Saat bencana kelaparan melanda pada 1930-an, sedikitnya empat juta orang Ukraina meninggal kelaparan akibat pemaksaan kebijakan pertanian kolektif era Diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.

Wartawan BBC, Fergal Keane, mengunjungi Kota Kharkiv dekat perbatasan Rusia untuk menemui segelintir penyintas bencana dahsyat tersebut.

Petro Mohalat ingat betul apa yang terjadi tatkala razia makanan gelombang pertama terjadi pada Musim Dingin 1932 lampau.

Bersama saudara-saudaranya, pria yang kini berusia 95 tahun itu turut menggembok pintu dan menutup jendela rumah kayu yang bergetar lantaran gedoran aparat.

Petro masih berumur lima tahun ketika 'brigade' komunis tiba di desanya. Nenek Petro menyuruh para bocah untuk bersembunyi di mana saja.

"Saat itu sangat menakutkan. Para anggota brigade membawa cangkul garu ke semua rumah untuk mendapatkan roti. Mereka memakai linggis untuk masuk rumah. Kemudian mereka juga mengunjungi semua lumbung untuk menemukan roti yang dikubur," kenang Petro.

Berbekal perintah Stalin, para pejabat komunis menyita makanan dan mencegah para buruh yang hendak meninggalkan desa guna mencari pasokan pangan. Mereka dihukum karena menolak pertanian kolektif paksa.

Rakyat Ukraina menyebutnya 'Holodomor' atau mati akibat kelaparan. Jumlah orang yang meninggal akibat bencana kelaparan pada 1932-1933 diperkirakan mencapai empat juta jiwa.

Kini, di tengah kekhawatian invasi Rusia, kenangan pahit itu semakin memupuk kebencian terhadap Moskow.

"Ayah saya harus menyerahkan segalanya untuk pertanian kolektif: sapi kami, kuda, hingga ember. Ibu saya sangat marah," kata Petro.

Pria itu tinggal di Desa Kovyyhi, sejauh 60 kilometer dari perbatasan Rusia. Desa tersebut terhubung dengan sebuah ladang melalui jalan sempit yang kedua sisinya dipenuhi salju. Suasananya gelap gulita ketika malam tiba.

Bagi para penyintas bencana kelaparan, pemandangan itu membangkitkan kenangan buruk.

Oleksandra Zaharova, 98, ingat betapa dirinya selalu lapar dan mencari makanan. Wajah mereka yang meninggal pun tertanam di benaknya.

"Apa yang saya lihat?" tanyanya. "Saya melihat orang-orang meninggal. Mereka menggali lubang besar dan membuang semua jenazah di sana."

Ayah Oleksandra berhasil kabur menuju bagian barat Ukraina sembari membawa barang-barang berharga yang tersisa untuk ditukar dengan makanan.

"Tapi kami tidak dapat apapun. Kami kehilangan segalanya," kata Oleksandra.

Cicit Oleksandra, Dmytro, tumbuh besar mendengarkan kisah kakek buyutnya soal Holodomor. Kini, dia menjadi tentara Ukraina yang bersiap menghadapi serbuan di bagian timur negara tersebut.

Kehilangan terbesar

Berbagai wilayah kekuasaan Uni Soviet menderita akibat kebijakan pertanian dan penindasan keji Stalin, tapi Ukraina mencatat jumlah kematian terbanyak.

Rusia membantah anggapan bahwa Joseph Stalin khawatir adanya sentimen kubu nasionalis sehingga orang-orang Ukraina sengaja disasar dan dibuat mati kelaparan.

Anggapan itu muncul karena lebih dari satu dekade sebelumnya, Ukraina berjuang mendirikan negara merdeka tapi dikalahkan Tentara Merah.

Tapi upaya untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi juga dihambat. Mahkamah Agung Rusia baru-baru ini memerintahkan penutupan Memorial, LSM tertua Rusia yang berupaya mengungkap penindasan era Soviet.

LSM itu dituduh menggambarkan Uni Soviet sebagai sebuah negara "teroris", alih-alih "bangga terhadap kejayaan masa lalu".

Di ruang bawah tanah Institut Sejarah Nasional di Kiev, kenangan kelam masa lalu dapat dirasakan seperti dingin dan gelapnya ruangan itu.

Di sinilah sejumlah tahanan lenyap tanpa jejak, termasuk mereka yang ditangkap pada waktu bencana kelaparan melanda.

Direktur institut, Dr. Anton Drobovych memberitahu bahwa bangunan ini dulunya ditempati polisi rahasia. Kakeknya turut dibunuh rezim Stalin.

Dengan cahaya dari ponsel, kami menjejaki lorong sempit, melalui deretan sel-sel rahasia yang digunakan untuk menyiksa ribuan orang sampai mati.

Drobovych menekankan, tanggung jawab kekejian masa itu tidak hanya dipikul Stalin saja.

Penindasan dan pertanian kolektif tidak bisa terwujud tanpa keterlibatan sejumlah pejabat komunis Ukraina.

Dia menilai upaya Rusia saat ini dalam memaksakan kehendak pada Ukraina menggaungkan masa lalu Soviet.

"Mereka melindungi Stalin, mereka menyembunyikan kebenaran, mereka menyerang kami. Mereka tidak menganggap kami sebagai negara independen, mengapa? Kami tidak paham mengapa," serunya.

emua negara paham, kenangan adalah senjata yang kuat. Kisah Holodomor adalah inti dari pemikiran Ukraina sebagai sebuah negara yang menentang dominasi Rusia.

Saat mengenang kehororan bencana kelaparan masa lalu, Oleksandra Zaharova merasa punya tanggung jawab untuk membagikan kisah tersebut kepada sesama orang-orang Ukraina.

Namun, ketika ditanya apakah dia dapat menikmati hidup setelah lolos dari maut saat Holodomor, dia mengingat dua anaknya yang meninggal dalam bencana kelaparan selanjutnya.

Ya, Oleksandra selamat, tapi kehidupan macam itu bukan yang diinginkan warga Ukraina lain.




comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Laporan 228 Orang Korban ATG kelompok PPADT Mulai di Proses Bareskrim
  • DPRD JABAR Terus Mengajak Masyarakat Untuk Selalu Mengamalkan Nilai Nilai Pancasila
  • Bupati Rohil Didampingi Dandim, Lepas Ratusan Peserta Fun Run 5K Meriahkan HUT ke-78 TNI
  • Rindam Jaya Gelar Pelantikan dan Penyumpahan Prajurit Tamtama TNI AD Gel. I TA. 2023
  • SMRC: Ganjar-Mahfud Unggul Jauh dari Prabowo-Erick & AMIN di Jatim
  • Omongan Ahok Terbukti, Dulu Tantang BPK Transparan, Terkuak BPK Terima Suap Rp 40 Miliar Kasus BTS
  • BPK Temukan Dugaan Perjalanan Dinas Tanpa Bukti Riil Rp20 M dan Fiktif Rp1,7 M di Kemendikbudristek
  • Peringati HUT TNI, Kodim 0620/Kab Cirebon, Laksanakan Berbagai Kegiatan
  • Perencanaan Informasi Tahapan Anggaran, BPKAD Pemkot Cimahi Rancang SI DASI TAMPAN
  •  
     
     
    Rabu, 02 Desember 2020 - 23:11:15 WIB
    DKPP RI Gelar Ngetren Bareng Media, Wujudkan Pilkada 2020 Yang Berintegritas
    Rabu, 06 Oktober 2021 - 10:38:03 WIB
    Puan Jajal Jet Tempur dan Raih Wing Penerbang pada Momen HUT ke-76 TNI
    Senin, 29 Agustus 2022 - 11:23:54 WIB
    Kasus Korupsi 78 T, Kejakgung Sita 40 Ribu Hektare Lahan Sawit Milik Tersangka Surya Darmadi
    Selasa, 18 Juli 2023 - 08:46:09 WIB
    Finalis Kontingen Riau Berhasil Raih Prestasi di Ajang MQKN Tahun 2023
    Sabtu, 13 Juni 2020 - 16:05:53 WIB
    Jokowi Ahok Basmi Mafia Migas Sembari Buktikan Solar Tak Lagi Impor
    Senin, 24 Januari 2022 - 18:48:00 WIB
    Kowal Pangkalan TNI AL Cirebon, Laksanakan Kegiatan Latihan Menembak
    Senin, 21 November 2022 - 19:27:53 WIB
    Wapres Ma'ruf Amin: Pergantian Panglima TNI Tunggu Presiden
    Rabu, 23 Juni 2021 - 21:09:40 WIB
    Bupati Dan Wakil Bupati Tepati Janji Kampanye, Anggota DPRD dan Masyarakat Sergai Ucapkan Terimakasi
    Jumat, 24 September 2021 - 11:00:00 WIB
    Pangkoarmada II Berikan Pengarahan Kepada Mantan Siswa Dikreg 48 Sesko TNI
    Jumat, 19 Juni 2020 - 20:16:28 WIB
    Kasus Proyek Media Luar Ruangan
    Usut Dugaan Korupsi di Bank Riau Kepri, Jaksa Periksa PT Mimbar Production
    Selasa, 05 Januari 2021 - 14:58:52 WIB
    Ridwan Kamil Targetkan Vaksinasi COVID-19 Rampung Maksimal 12 Bulan
    Senin, 07 November 2022 - 13:35:48 WIB
    Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional ke Lima Tokoh, Ini Nama-namanya
    Senin, 12 Juni 2023 - 10:14:31 WIB
    Gubri Syamsuar : Hebat prestasi atlet Riau, sangat membanggakan
    Senin, 21 Juni 2021 - 12:03:13 WIB
    Viral! Nenek 53 Tahun yang Awet Muda
    Jumat, 07 April 2023 - 02:03:43 WIB
    Pemkab Bengkalis Raih 3 Sertifikat dari BPKP Prov. Riau, Kasmarni : Prestasi ini harus Dipertahankan
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved