<
 
Home Nasional Otonomi Politik Ekonomi Hukrim Sport LifeStyle Metropolis Pendidikan Internasional Indeks
 
DAMPAK COVID-19
Ruralisasi, Kapitalisme, Dan Global Community di Tengah Pandemi Corona
Rabu, 17 Juni 2020 - 10:21:32 WIB

TERKAIT:
 
  • Ruralisasi, Kapitalisme, Dan Global Community di Tengah Pandemi Corona
  •  

    Tiraskita.com - Dampak  ekonomi pandemi Covid-19 tidak pandang bulu menerjang
    negara maju, berkembang, atau miskin. Negara besar seperti Amerika dan
    China, misalnya, juga tak berdaya menghadapi terjangan Corona.


    Namun di sisi lain, ada juga negara-negara yang secara politik maupun
    ekonomi tidak diperhitungkan dunia ternyata mampu menghadapi badai
    pandemi dengan tangguh. Misalnya Belarus, Thailand dan Vietnam.

    Ketiga
    negara ini memiliki satu benang merah karakter yang sama di bidang
    perekonomian: kuat di sektor pertanian, seperti gandum, padi, perkebunan
    kopi dan hortikultura sayuran.

    Ketiga negara
    tersebut sama-sama memiliki program yang disebut sebagai ruralisasi.
    Ruralisasi adalah pergeseran penduduk dari kota ke desa. Artinya, ada
    penguatan demografis di pedesaan. Penduduk yang kuat di wilayah desa
    membuat fundamental ekonomi di wilayah rural atau pinggiran juga menjadi
    kuat.

    Ketiga negara di atas berhasil
    menekan dampak ekonomi karena pandemi karena memilik fundamental
    perekonomian yang kuat berbasis pertanian dan perkebunan.

    Hal
    yang sama seharusnya terjadi pada Indonesia andai program ruralisasi
    berjalan baik menjangkau daerah-daerah yang memiliki potensi pertanian
    dan perkebunan.

    Faktanya, kinerja agribisnis dan hortikultura Indonesia belum sepenuhnya kuat.

    Indonesia
    masih mengimpor sayur-mayur yang pada 2019 nilainya mencapai 770 juta
    dolar AS atau Rp 11,55 triliun dengan nilai kurs Rp 15.000 per dolar AS.
    Nilai impor buah-buahan pada tahun yang sama malah lebih besar,
    mencapai mencapai 1,5 miliar dolar AS atau Rp 22, 5 triliun.

    Indonesia
    juga masih mengimpor gula, kendati nilainya turun menjadi 1,4 miliar
    dolar AS. Impor daging atau setara lembu juga masih besar, mencapai 830
    juta dolar AS pada 2019. Bila dijumlahkan dengan impor binatang hidup
    lain yang bisa dimakan, angka mencapai 1,3 miliar dolar AS.

    Fokus Ruralisasi

    Karena
    itu penulis berpendapat, sudah waktunya pemerintah menggeser fokus
    pembangunan ke program ruralisasi. Prasyarat utama bergulirnya program
    tersebut, mesti didahului dengan kehendak politik (political will) kuat
    oleh pemerintah.

    Tahapan selanjutnya, pemerintah dapat merevisi seperlunya rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) yang pernah digariskan.

    Argumentasinya,
    sejumlah rencana pembangunan yang sudah dicanangkan mesti diperbaiki
    maupun dipertajam terutama sektor-sektor yang terdampak dalam atau
    terpengaruh signifikan karena pandemi Covid-19.

    Selain
    itu, pemerintah perlu mengurangi ruang gerak para mafia perdagangan,
    mengurangi ego sektoral sejumlah kementerian maupun kelembagaan.

    Langkah
    berikutnya, pemerintah tinggal mengajak kalangan legislatif terkait
    bidang besaran serta realisasi anggaran yang diperlukan buat mewujudkan
    program ruraliasasi yang strategis dan berskala nasional.

    Kapitalisme Sempoyongan

    Dampak
    pandemi Covid-19 menggoyang pula perekonomian negara sebesar Amerika
    Serikat dan negara kapitalis lainnya di Eropa. Secara ekonomi,
    kinerjanya menurun tajam: konsumsi terganggu, investasi terhambat,
    ekspor-impor terkontraksi dan pertumbuhan ekonomi melambat signifikan.

    Bloomberg
    merilis, ekonomi Amerika Serikat masih tumbuh 3 persen pada kuartal
    pertama 2018. Tapi begitu diterpa pandemi, pendapatan domestik brutonya
    (PDB) tinggal 0,3 persenpada kuartal pertama 2020. Pada lima pekan
    terakhir, pengangguran di AS diklaim meningkat menjadi 26 juta orang.


    Beberapa negara Eropa tak jauh beda. Pandemi membuat PDB mereka
    nyungsep di angka rata-rata minus 3,3 persen di kuartal pertama 2020.
    Perancis yang di awal kuartal 2018 tumbuh 2,4 persen, menjadi minus 5
    persen kuartal pertama 2020.

    Tiongkok sebagai
    negara kapitalisme baru mengalami nasib serupa. Kuartal pertama 2020 PDB
    negeri tirai bambu ini terjun bebas menjadi minus 6,8 persen. Singapura
    mengalami kisah yang sama. Pertumbuhan ekonominya minus 2,2 persen di
    kuartal pertama 2020.

    Masih menurut versi
    Bloomberg, Korsel, Vietnam, dan Indonesia masih menunjukkan kinerja
    positif. Korsel yang tumbuh 2,8 persen di awal 2018, masih mencatatkan
    pertumbuhan 1,3 persen di kuartal awal 2020. Vietnam kinclong di 3,8
    persen, sementara Indonesia 3 persen di kuartal yang sama setelah
    pandemi.

    Namun, menurut versi BPS,
    pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot jadi 2,9 persen dan menurut BI
    tinggal 2,3 persen hingga akhir 2020.

    Kinerja
    ekonomi domestik ini selayaknya tetap kita syukuri seraya tetap bekerja
    keras, menguatkan solidaritas dan gotong-royong dan menghindari perilaku
    atau sudut pandang negatif via medsos.

    Global Community

    Sedikit
    menengok ke belakang, beberapa tahun sebelum pandemi, perekonomian di
    sebagian kawasan sebenarnya belum menggembirakan. Lihat saja kondisi
    perekonomian beberapa negara di benua Afrika yang seringkali identik
    dengan ketertinggalan.

    Penilaian seperti
    ini jelas tidak adil. Karena, hampir dua dekade terakhir negara-negara
    di Afrika sudah mencoba menuju tata kelola baru masyarakat dunia (New
    Global Community).

    Pemicu perubahan
    ekonomi di Afrika itu boleh jadi dimulai oleh organisasi Aliansi untuk
    Revolusi Hijau Afrika (Africa Green Revolution Alliance, AGRA).

    Organisasi
    ini dibentuk pada 2006 sebagai tanggapan atas seruan mantan Sekretaris
    Jenderal PBB Almarhum Kofi Annan yang mengatakan sudah tiba saatnya bagi
    para petani Afrika untuk melancarkan "Revolusi Hijau Afrika yang unik."

    Sejak awal, AGRA dibentuk untuk menjadi mitra utama bagi pemerintah yang ingin mendorong transformasi pertanian inklusif.

    AGRA
    percaya perlu peran pemerintah untuk mentransformasikan pertanian
    Afrika. Semua intervensi harus dipandu dan diselaraskan dengan prioritas
    dan visi pemerintah di sektor pertanian.

    AGRA
    mengadvokasi pendekatan pengiriman terintegrasi lintas rantai nilai
    melalui ekosistem kemitraan yang mengoordinasikan investasi termasuk
    sumber daya publik-swasta.

    Organisasi ini
    bekerja sama dengan pemerintah dan mitra di 18 negara untuk membangun
    sistem dan alat yang diperlukan untuk memajukan transformasi pertanian
    inklusif.

    Hasilnya, lebih dari 15 juta
    keluarga petani sekarang memiliki akses ke input, pelatihan, pembiayaan,
    dan pasar, yang memungkinkan mereka memanfaatkan pertanian untuk
    menghasilkan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga mereka.

    AGRA
    juga telah mendukung pendirian ribuan bisnis pertanian Afrika lokal
    termasuk memelihara 112 perusahaan benih Afrika yang telah
    melipatgandakan produksi benih lokal dari 2.000 metrik ton pada 2007
    hingga mendekati 800.000 metrik ton pada 2017.

    Sampai
    di sini cukup jelas, pengalaman Afrika memperbaiki beberapa item
    mendasar sektor pertanian, bisa jadi rujukan aktual terkait program
    ruralisasi serta bahan pembanding bagi sejumlah negara, khususnya negara
    berkembang, menuju tata kelola baru masyarakat global pasca Pandemi
    Covid-19.

    Menurut aktivis lingkungan dunia
    yang juga seorang penulis asal Kanada, Naomi Klein, saat ini merupakan
    momentum bagi masyarakat sipil maupun pejabat negara untuk mendesakkan
    tata kelola baru masyarakat di tingkat global.


    Penulis buku The Shock Doctrine dan guru besar Universitas Toronto ini
    mengungkapkan, situasi dunia yang saat ini menghadap krisis akibat
    pandemi memerlukan kebijakan ekonomi dan politik yang tidak biasa,
    membuka alternatif solusi jitu untuk mengoreksi metode atau pendekatan
    lama.

    Para pemimpin dunia harus saling
    membuka diri untuk menerima gagasan-gagasan baru menghadapi terjangan
    pandemi yang secara ekonomi mirip setelah perang dunia.

    Pada
    akhirnya sangat masuk akal bila beberapa negara akan saling berlomba
    dan berinisiatif mengembalikan kondisi perekonomian masing-masing dengan
    pendekatan-pendekatan baru yang lebih baik, lebih kuat, mendapat
    dukungan rakyat atau malah tumbuh dari bawah, pro local go global serta
    memperkuat jaringan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan
    secara strategis dan sinergis hingga berkelanjutan.***

    Sumber:KOMPAS.com






     
    Berita Lainnya :
  • Buka Latih Tanding Futsal SoIna, Ketua DWP Riau: Terus Tanamkan Semangat Pantang Menyerah
  • Riau Raih 21 Emas Peringkat 12 PON XXI, Iskandar Hoesin: Mohon Maaf, Semua Sudah Berjuang Maksimal
  • Bangun Rumah Sendiri Kena Pajak 2,4% Mulai Berlaku 2025
  • Lapas Pekanbaru Ikuti Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lingkungan Kemenkumham RI
  • 20 Dewan Pengurus Kadin Provinsi Tolak Munaslub: Bertentangan dengan AD/ART
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Buka Latih Tanding Futsal SoIna, Ketua DWP Riau: Terus Tanamkan Semangat Pantang Menyerah
    02 Riau Raih 21 Emas Peringkat 12 PON XXI, Iskandar Hoesin: Mohon Maaf, Semua Sudah Berjuang Maksimal
    03 Bangun Rumah Sendiri Kena Pajak 2,4% Mulai Berlaku 2025
    04 Lapas Pekanbaru Ikuti Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lingkungan Kemenkumham RI
    05 20 Dewan Pengurus Kadin Provinsi Tolak Munaslub: Bertentangan dengan AD/ART
    06 Perkuat Toleransi Dan Persatuan, Sifat Dan Teladan Nabi, Pj Sekda Kota Cimahi Berharap
    07 Pansus l DPRD JABAR, Bahas Tata Tertip Harap Bisa Terselesaikan Tepat Waktu
    08 Bahas Peraturan DPRD Jawa Barat Tentang Tata Tertib
    09 Pj Gubri Rahman Hadi Terima Penghargaan Pemerintah Peduli Pembangunan
    10 Mak Itam Maestro Nyanyi Panjang Terima Anugerah Kebudayaan dari Mendikbudristek
    11 Harumkan Nama Riau, Mahasiswa Unilak Syaifahmi Riski Raih Emas di PON XXI Aceh-Sumut 2024
    12 Pemkot Cimahi, Gelar Pelayanan KB Bergerak
    13 Iman Tohidin Terima Audensi Gerak Jabar
    14 Destinasi Wisata Baru Air Tiris Pulau Tobek Katoman Indah Diresmikan
    15 Plt Kakanwil Kemenag : Jalan Santai Kerukunan Cerminkan Dua Nilai Kehidupan Beragama di Riau
    16 Final MTQ Nasional XXX Telah Usai, Kafilah Riau Berburu Suvenir Khas Benua Etam
    17 Atlet Menembak Athallah Azha Sumbang Emas ke 10 bagi Kontingen Riau
    18 Milad ke-54, UIN Suska Riau Tanam Gelar Penanaman Pohon Penghijauan
    19 Tutup P3PD, Pj Gubernur Riau: Semoga Desa Maju dan Mandiri Bisa Terwujud
    20 Meraih Emas di PON XXI, Atlet Anggar Riau Fatah: Medali Ini Berkat Doa Kedua Orang Tua
    21 Cabang Olahraga Korfball Kab Cirebon, Hadiri Rapat Bersama KONI
    22 Anggota DPRD Provinsi Riau Periode 2024-2029 Resmi Dilantik
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © tiraskita.com