651 Hektare Lahan di Riau Terbakar pada Semester Pertama 2022
Kamis, 23 Juni 2022 - 23:24:17 WIB
|
Pemadaman karhutla. ©BPBD Musi Rawas |
TIRASKITA.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seluas 651,65 hektare pada Januari sampai Juni 2022. Seluruhnya berhasil dipadamkan tim gabungan.
Kepala BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, lahan yang terbakar menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kalau tahun 2022 ini selama 6 bulan belakangan kebakaran lahan di Riau seluas 651 hektare. Jumlah ini menurun dibanding tahun lalu, pada rentang waktu Januari sampai Juni 2021, luas karhutla di Riau 874,32 hektarde," ujar Edy kepada merdeka.com Kamis (23/6).
Personel Tetap Disiagakan
Edy berharap, jumlah luas lahan terbakar di Riau tidak bertambah hingga akhir tahun 2022. Seluruh personel gabungan tetap disiagakan meski sebelumnya sudah ditarik dari lapangan.
"Sebab untuk kegiatan pemadaman dan pendinginan di lahan terbakar sudah tidak ada lagi. Termasuk helikopter yang biasa digunakan untuk water boombing juga sudah kembali ke landasan," kata Edy.
"Semua kita stand-by-kan, kalau sewaktu-waktu ada laporan kebakaran lahan, kita langsung kerahkan ke lokasi," tambahnya.
Tersebar di Sejumlah Kabupaten
Edy mengingatkan masyarakat Riau agar tidak membersihkan dan membuka lahan dengan cara membakar. Warga diminta selalu menjaga lingkungan serta melapor jika melihat kebakaran hutan dan lahan di sekitar permukimannya.
Dia menjelaskan, lahan terbakar yang telah dipadamkan sejak 6 bulan belakangan tersebar di sejumlah kabupaten. Kebakaran lahan terluas terjadi di Rokan Hulu, yakni 167 hektare. Selanjutnya disusul Bengkalis 117 hektare, dan Kampar 106 hektare.
"Untuk daerah lain adalah Indragiri Hilir 76 ha, Dumai 43 ha, Rokan Hilir 48 ha, Pelalawan 32 hektare, Indragiri Hulu 22 hektare dan Pekanbaru 11 hektare. Termasuk wilayah Siak 10 hektare dan Kepulauan Meranti 9 hektare lahan ludes terbakar. Semua sudah padam," jelasnya.
Sementara, tidak terjadi kebakaran lahan di Kuantan Singingi. Penyebabnya, daerah itu memiliki struktur tanah mineral.
Sumber:merdeka.com
Komentar Anda :