JAKARTA, TIRASKITA.COM - Beberapa waktu lalu Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan penolakannya atas usulan seorang Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Ismail agar bahasa melayu dijadikan bahasa Resmi di ASEAN.
Penolakan yang Nadiem lakukan bukanlah tanpa sebab. Ia menilai bahwa bahasa Indonesia lebih layak karena telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara.
Nadiem turut mengatakan bahwa beberapa universitas dunia juga menjadikan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah.
Pernyataan mantan CEO Gojek tersebut membuat panas warga Malaysa. Salah seorang pengguna Twitter @erdina_nadya malah sampai menyeret nama Upin Ipin, salah satu kartun Malaysia yang kerap kali disiarkan di Indonesia.
Cuitan pengguna twitter tersebut berbunyi, “Kalau Indonesia takmo guna bahasa melayu sebagai bahasa rasmi ASEAN ni senang je. Jangan tengok upin ipin lagi dah ok?” cuit @erdina_nadya
Cuitan tersebut kurang lebih memiliki arti sebagai berikut, “Kalau Indonesia engga setuju bahasa Melayu jadi bahasa resmi ASEAN sih engga papa. Tapi engga usah liat Upin Ipin lagi ya.”
Postingan twitter yang diluncurkan pada Kamis, 7 April 2022 tersebut telah mendapatkan 1.000 like dan di-retweet dengan kutipan sebanyak 1.700 kali.
Netizen Indonesia tetap santai menanggapi postingan twitter tersebut. Bahkan banyak yang mengiyakan asal pihak Malaysia mengembalikan tokoh Susanti ke Indonesia.
Susanti merupakan salah satu tokoh kartun di Upin Ipin yang mempunyai status kewarganegaraan Indonesia.
“Ok. Minta tolong juga pulangkan susanti kembali ke Indonesia”, ucap akun @dadankkonelo yang mendapatkan belasan ribu like di kolom komentar.
“Awas lu ikut dangdut academy asia”, ujar akun @anni sayaaang geram.
Meski banyak dari netizen Indonesia yang menyerang balik postingan tersebut, ada beberapa netizen yang mengaku bahwa kurang setuju dengan akun yang mengatakan bahwa bahasa melayu kurang relevan.
Bagaimanapun, masih terdapat masyarakat yang memakai bahasa melayu daerah di Indonesia.
Dalam berbagai macam respon yang muncul di kolom komentar, salah satu akun Twitter bernama @_cing menuturkan bahwa Indonesia tidak membutuhkan Upin Ipin. T
etapi Upin Ipin lah yang membutuhkan Indonesia karena telah menjadi salah satu pasar terbesar kartun anak-anak tersebut.
“You just Turn-off the bussiness”, tutupnya di akhir kalimat.***
Komentar Anda :