JAKARTA, TIRASKITA.COM - Ukraina mulai melaporkan kembali kemenangan atas Rusia di wilayah terdepan perang bagian Timur negara itu. Mengutip CNN International, Kyiv menyatakan wilayah Bilohorivka di Luhansk kini sepenuhnya berada di bawah kendali Ukraina.
Pengumuman disampaikan kepala administrasi militer regional Luhansk di Telegram, Sehiy Haida. Ia pun meminta warga Ukraina untuk bersabar dengan operasi mereka untuk membebaskan kota-kota dan desa-desa di wilayah Luhansk lain.
"Operang jauh lebih sulit daripada pembebasan Kharkiv," tegasnya dikutip Selasa (20/9/2022)"Akan ada perjuangan keras untuk setiap sentimeter tanah Luhansk," tambahnya.
CNN sendiri mengatakan melihat langsung ke Bilohorivka. Banyak tank Rusia dan pengangkut personel bersenjata yang hancur.
Di Mei, militer Ukraina memang telah meledakkan dua jembatan ponton di dekat Bilohorivka. Ini untuk menghentikan upaya Rusia untuk menyeberangi Sungai Donets Siverskyi di wilayah Luhansk.
Sebelumnya, gaung kemenangan Ukraina di sejumlah wilayah juga diumbar Presiden Volodymyr Zelensky. Menurutnya pekan lalu, sudah 6.000 kilometer persegi wilayah direbut dari Rusia.
"Sejak awal September, tentara kami telah membebaskan 6.000 kilometer persegi wilayah Ukraina di timur dan selatan, dan kami bergerak lebih jauh," kata Zelensky dalam pidato hariannya seperti dilansir AFP.
Wilayah yang direbut antara lain wilayah Kharkiv di timur laut, yang meliputi kota Izyum, Kupiansk dan Balakliya. Ini juga termasuk, Kherson bagian selatan.
Lembaga think tank Institute for the Study of War yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan memang Ukraina telah membalikkan keadaan. Namun, serangan itu tidak akan mengakhiri perang.
Sementara itu, Senin kemarin, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia telah kehilangan 55 jet tempur sejak dimulainya perang. Sebanyak empat di antaranya "sangat mungkin" hilang dalam 10 hari terakhir.
Perang Rusia di Ukraina sudah dimulai sejak Februari. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda damai.
Putin Ingin Segera Akhiri Perang?
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku akan mengakhiri perang di Ukraina sesegera mungkin. Hal tersebut ditegaskannya akhir pekan kemarin, saat bertemu muka dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Keduanya bertemu dalam konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Uzbekistan. Bukan hanya dengan Modi, Putin juga bertemu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Saya tahu posisi Anda dalam konflik di Ukraina. Kekhawatiran Anda... ," katanya ke Modi, dikutip dari AFP.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengakhiri ini sesegera mungkin," tambah Putin di KTT yang terselenggara di Uzbekistan itu.
Meski demikian, kata dia, sayangnya Ukraina menolak bernegosiasi. Kyiv tuding Putin lebih suka cara-cara militer.
"Pihak lawan, pimpinan Ukraina, yang mengumumkan penolakannya terhadap proses negosiasi," tegasnya.
"Dan, menyatakan bahwa mereka ingin mencapai tujuannya dengan cara militer, di medan perang," terangnya lagi.
Modi sendiri mengatakan ke Putin bahwa kini bukan lagi zamannya untuk berperang. Walau demikian, ia tak secara eksplisit mengecam serangan Rusia ke Ukraina.
"Saya tahu waktu hari ini bukan waktu untuk perang," kata Modi.
"Demokrasi, diplomasi dan dialog penting," tegasnya.
India dan Rusia memiliki hubungan dekat sejak Perang Dingin. Moskow sejauh ini telah menjadi pemasok senjata terbesar Delhi.
Menurut Business Standard, antara 2016-2020, 49,4% senjata India dibeli dari Rusia. Raksasa Asia berpenduduk 1,4 miliar orang ini juga merupakan konsumen utama minyak Rusia, meningkatkan pembelian dengan potongan harga setelah embargo Barat.
Komentar Anda :