Jakarta, Tiraskita.com - Kesepakatan pengiriman gandum dari Ukraina dalam Grain Initiative bersama Rusia serta melibatkan Turki dan PBB dipastikan kembali berjalan setidaknya pada bulan ini.
Adapun, Rusia sempat menarik diri dari kesepakatan tersebut sehingga arus gandum dan biji-bijian lainnya dari Ukraina terblokir di Laut Hitam.
Ada yang menarik di balik berlanjutnya kesepakatan tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kompak melakukan panggilan telepon dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam akun twitter-nya @jokowi, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan sambungan telepon dengan Putin. Dia pun menyambut berlanjutnya kesepakatan tersebut.
"Melakukan percakapan telepon dengan Presiden Putin dan membahas Inisiatif Biji-bijian [Grain Initiative] Laut Hitam. Menyambut keputusan untuk bergabung kembali dengan inisiatif tersebut," tulisnya, dikutip Jumat (4/11/2022).
Sementara, percakapan Jokowi dengan Zelensky terungkap dalam cuitan Presiden Ukraina tersebut di akun twitter-nya, @ZelenskyyUa.
"Melakukan panggilan telepon Presiden Indonesia @jokowi. Kami membahas pentingnya melanjutkan Inisiatif Biji-bijian. Ukraina siap untuk terus menjadi penjamin ketahanan pangan global. Perhatian juga diberikan pada persiapan KTT #G20," cuitnya.
Sebelumnya, kesepakatan antara Kyiv dan Istanbul Juli lalu telah memungkinkan lebih dari 9,7 juta metrik ton biji-bijian dan bahan makanan lainnya meninggalkan pelabuhan Ukraina.
Ini mampu membawa bantuan yang sangat dibutuhkan untuk krisis pangan global yang dipicu oleh serangan Rusia ke Ukraina. Kedua negara diketahui merupakan produsen gandum yang cukup signifikan di dunia.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan, yang diawasi Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul, kapal yang bergerak ke dan dari Ukraina diperiksa oleh tim gabungan pejabat Rusia, Turki, Ukraina dan PBB.
Namun Rusia pada hari Sabtu mengatakan untuk sementara menarik diri dari perjanjian. Moskow menuduh Ukraina menyalahgunakan koridor pengiriman yang aman untuk meluncurkan serangan pesawat tak berawak ke armada Laut Hitamnya.
Baca: Putin Melunak, 'Kiamat' Ini Akhirnya Batal
Kini, Rusia telah bergabung kembali dalam kesepakatan tersebut. Namun, tak menjamin akan berlangsung lama.
Kremlin mengatakan belum memutuskan apakah akan memperpanjang partisipasinya dalam kesepakatan yang berakhir akhir bulan ini.
"Sebelum membuat keputusan tentang perpanjangan, kami perlu memberikan penilaian keseluruhan tentang efektivitas kesepakatan," tegas Juru Bicara Presiden Vladimir Putin Dmitry Peskov kepada wartawan, dikutip AFP.
Sumber : CNBC News
Komentar Anda :