Tiraskita.com - PDI Perjuangan menggelar perayaan Tahun Baru Imlek 2573. Hal ini menegaskan partai sebagai rumah kebangsaan Indonesia.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan peran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hasto menuturkan, saat Megawati menjadi Presiden RI Kelima, mengambil langkah bersejarah dengan menetapkan Hari Raya Imlek sebagai hari libur nasional.
Keputusan itu memiliki makna sangat luas. Satu sisi merupakan pengakuan atas kepeloporan tokoh Indonesia beretnis Tionghoa dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sekaligus sebuah perwujudan pemahaman kultural atas hubungan Indonesia yang berabad lamanya dengan Tionghoa.
Hasto menjelaskan, hal ini kemudian dipahami Proklamator RI Soekarno yang diminta berpidato pada 1 Juni 1945, yang kemudian menjadi Hari Lahir Pancasila, membeberkan falsafah Indonesia Merdeka.
"Bung Karno menyampaikan prinsip kebangsaan yang kemudian dirumuskan dalam persatuan Indonesia. Intinya adalah bahwa semua manusia Indonesia adalah setara. Persatuan Indonesia itu tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan suku, agama, jenis kelamin. Karena konstitusi sudah mengatur dengan hebatnya," ujar Hasto dalam perayaan Imlek secara virtual di Jakarta, Selasa (1/2).
"Bung Karno sudah mengatakan Indonesia merdeka untuk semua. Semua untuk satu, satu untuk semua," tegas Hasto.
Maka itu, perayaan Imlek menjadi penting demi memperkuat pemahaman seluruh warga negara Indonesia bahwa khasanah kebudayaan Indonesia bukan tunggal. Namun, sangat heterogen, yang kemudian membentuk suatu watak, suatu kultur bangsa yang bermusyawarah dan bergotong royong.
Lebih lanjut, Hasto menuturkan, Megawati telah mengarahkan PDIP menjadi rumah kebangsaan. Maka sebagai satu-satunya partai nasionalis soekarnois maka PDIP merayakan hari besar nasional.
"Namun bukan hanya Imlek yang kita rayakan. Tetapi kita rayakan juga hari lahir NU, hari lahir Muhammadiyah kita rayakan, hari lahir PDI Perjuangan tentunya, Natal, Nyepi. Dan di bulan puasa, di Rumah Budaya ini, juga kita angkat nilai Islam sebagai rahmatan lilalamain selama sebulan penuh," jelas Hasto.
"Inilah ekspresi Rumah Kebangsaan Indonesia Raya yang jadi jati diri PDI Perjuangan," tegasnya.
Hasto menjelaskan dengan merayakan Imlek, PDIP ingin membangun sebuah keharmonian bangsa.
"Maka Ibu megawati dan keluarga besar pdi Pejruangan mengucapkan selamat hari raya imlek. Untuk seluruh yang merayakan di tahun macan air ini, semoga kita dapat keberkahan, kita dapat bersama keluar dari berbagai persoalan pandemi," kata Hasto.
"Sehingga dengan merayakan keharmonian di dalam imlek ini kita dapat membangun tekad persatuan. Inilah yang diinginkan PDI Perjuangan khususnya Ibu Megawati Soekarnoputri," tambahnya.
Hasto menuturkan, Megawati telah membuktikan bukan sekadar kata-kata. Menurut Hasto, semua bisa memahami prinsip itu ketika PDIP mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias BTP atau Ahok, menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
"Kita tak melihat etnisnya. Pak Ahok ketika dicalonkan menjadi calon gubernur DKI, bukan karena dilihat etnisnya tetapi kualifikasi kepemimpinannya. Itulah yang menjadi karakter Pancasila dibumikan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah Indonesia tanpa diskriminasi," jelas Hasto.
Bagi warga negara etnis Tionghoa, Hasto mengajak semuanya mengingat semangat perjuangan Indonesia merdeka. Bagaima warga Indonesia etnis Tionghoa masa perjuangan dahulu, berjuang untuk Indonesia merdeka, dengan menghidupi semangat antikolonialisme dan antiimperialisme.
Dalam konteks sekarang, kata Hasto, maka bisa diwujudkan lewat aspek kepedulian dan keadilan sosial.
"Mereka yang memegang kendali korporasi besar misalnya, tidak hanya CSR, namun bagaimana melalui bidang usaha mereka, membawa spirit berdikari. Karena sebagai bangsa kita satu. Ini yang ditegaskan Bung Karno. Menyatu dalam jiwa bangsa Pancasila yang mengedepankan gotong royong," ujar Hasto.
"Pendeknya, dengan jiwa kemanusiaan berkobar, kalau melihat orang susah, apapun sukunya, kita harus bergerak untuk memberikan uluran tangan. Itu yang kita harapkan," pungkasnya.
Ketua DPP PDIP bidang Politik yang juga Ketua DPR Puan Maharani mengatakan bahwa perayaan Imlek ini adalah sekaligus wujud syukur dan harapan atas kebaikan tahun sebelumnya dan yang akan datang. Dia berharap Imlek tahun ini menghadirkan kedamaian bagi semua orang di segenap usia.
"Mari nikmati perayaan ini dengan tetap menjaga protokol kesehatan di tengah wabah omicron. Tetap pakai masker, jaga jarak. Mari sambut pagi hari baru dengan senyuman di wajah," kata Puan.
Puan juga mendoakan agar di Tahun Macan Air ini, dipenuhi kesehatan, keberuntungan, sukacita dan kemakmuran luar biasa.
"Mudah-mudahan usaha baik tak pernah putus. Doa baik untuk anda sekeluarga. Selamat tahun baru Imlek 2022," kata Puan.
Ketua DPP PDIP bidang kebudayaan Tri Rismaharini alias Risma menambahkan pihaknya berharap semua pihak menyambut perayaan Imlek dengan limpahan energi positif, harapan, serta semangat cinta kasih. Sehingga dapat membawa segenap bangsa Indonesia terlepas dari berbagai bencana.
"Semoga kemakmuran, kesejahteraan, dan kesehatan selalu menyertai kita semua," kata Risma.
Dalam perayaan itu, ditampilkan sejumlah pertunjukkan budaya. Dari barongsai, tarian, nyanyian, lagu, dan pemutaran berbagai video dokumentasi tokoh-tokoh Indonesia etnis Tionghoa dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Dilakukan juga dialog dengan menghadirkan Sejarawan Didi Kwartanada dan Budi Tanuwibowo dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia. Acara itu dimoderatori oleh Amelia Yachya, dan dihadiri secara virtual oleh ratusan pengurus PDIP seluruh Indonesia. Acara ditayangkan secara langsung melalui akun Youtube dan Facebook resmi PDIP.