PEMERINTAH Kota (Pemkot) Cimahi akan terus memperketat penerapan
protokol kesehatan pada sisa waktu pelaksanaan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) Proporsional atau Penerapan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) tahap">
Pemkot Lakukan Evaluasi Pelaksanaan PPKM Tahap II di Kota Cimahi
Rahmad | Jawa Barat Jumat, 05 Februari 2021 - 20:17:49 WIB
TERKAIT:
CIMAHI UTARA |TIRASKITA.COM – PEMERINTAH Kota (Pemkot) Cimahi akan terus memperketat penerapan protokol kesehatan pada sisa waktu pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional atau Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap ke-2 yang berlangsung hingga 8 Februari mendatang.
Hal itu terungkap pada Rapat Evaluasi Pelaksanaan PPKM Tahap II di Kota Cimahi bertempat di Ruang Rapat Wali Kota Cimahi, Jl. Rd. Demang Hardjakusumah, Cihanjuang, Kota Cimahi pada Jumát (05/02).
Ditemui setelah kegiatan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan, meski Kota Cimahi sudah dinilai baik dalam penerapan PSBB, namun dirinya bersama jajaran SKPD terkait berkomitmen untuk meningkatkan hal yang sudah berjalan.
“Hari ini kami melaksanakan evaluasi PPKM yang kedua. Ini hasilnya akan dibawa nanti dalam rapat Forkompinda sebagai evaluasi akhir pelaksanaan PPKM jilid dua. Ada beberapa hal yang disampaikan dalam evaluasi tadi. Yang pertama, Mulai dari kondisi penyebaran Covid-19 yang ada di Kota Cimahi, bahwa sampai saat ini memang ada peningkatan yang terkonfirmasi positif dan yang meninggal, tetapi ada peningkatan yang signifikan juga yang sembuh yah,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, terungkap adanya tambahan 10 orang yang meninggal dunia selama pelaksanaan PPKM tahap kedua. Setelah dievaluasi, ternyata sebagian besar dari korban yang meninggal dunia tersebut merupakan kelompok Lanjut Usia (Lansia) yang sebelumnya telah memiliki comorbid (penyakit bawaan) khususnya jantung dan paru-paru. Hal ini mengakibatkan kondisi mereka menjadi lebih rentan ketika terserang Covid-19. Disamping itu, pihaknya mengklaim bahwa para lansia tersebut terlambat untuk memeriksakan dirinya ke dokter sehingga tidak sempat mendapatkan perawatan yang selayaknya.
“Di rumahnya dianggap penyakit biasa sehingga tidak deteksi dini terhadap lansia ini. Akhirnya terlambat melaporkan kepada pihak kesehatan ataupun di rumah sakit sehingga setelah dirawat di rumah sakit ternyata yang lansia ini positif [Covid-19], dan hasilnya dinyatakan positif pun setelah meninggal dunia. Kadang-kadang ini karena keterlambatan dari pihak keluarga ataupun yang lainnya untuk melaporkan kepada pihak kesehatan yah,” kata Ngatiyana.
Plt. Wali kota memastikan, seluruh jajaran SKPD terkait di lingkungan Pemkot Cimahi akan lebih mengoptimalkan pelaksanaan PSBB Proporsional hingga 8 Februari mendatang. Ditanya tentang kemungkinan perpanjangan PPKM yang dilaksanakan secara mikro di tingkat RT, RW maupun kelurahan, pihaknya mengaku akan membahasnya terlebih dahulu pada rapat evaluasi pelaksanaan PPKM tahap kedua bersama unsur Forkopimda nanti. Disamping itu, Ia juga akan menunggu petunjuk dan arahan dari pemerintah pusat terlebih dahulu mengenai kelanjutan pelaksanaan PPKM ini nantinya.
“Kalau memang itu perlu dilanjutkan, berarti kita mungkin dirubah sedikit polanya sehingga penyesuaian dari lingkungan dan sebagainya, apakah sampai tingkat kelurahan atau sampai tingkat RW? Yang jelas saat ini jajaran RW, Hansip dan sebagainya juga sudah turut serta dalam penanganan pencegahan terhadap Covid-19 di wilayahnya masing-masing. Intinya kan melalui PPKM ini bagaimana caranya ekonomi tetap berjalan tetapi pencegahan Covid-19 atau kesehatan juga berjalan,” terang Ngatiyana.
Terakhirnya, dengan positivity rate yang masih tinggi di berbagai daerah termasuk di Kota Cimahi, Plt. Wali Kota mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Diakuinya, segala upaya yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 tidak aka nada artinya tanpa adanya kesadaran dari masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-harinya.
“Cimahi mendapatkan apresiasi dari Pak Gubernur [Jawa Barat] karena tingkat kesadaran menggunakan maskernya itu sudah mencapai 84%, ini adalah yang tertinggi di Jawa Barat. Mungkin masyarakat sudah mulai sadar dan semakin meningkat bahwa Covid-19 masih ada di kota cimahi. Ke depannya saya mengimbau kepada seluruh warga Kota Cimahi agar tetap menjaga kewaspadaan dan tetap harus melaksanakan protokol kesehatan dengan baik," pinta Ngatiyana. (Arif S)