- Tanaman porang kini sedang naik daun di Indonesia">
Kamis, 25 April 2024  
 
Bisa Raup Untung Ratusan Juta Rupiah,
Ini Rahasia Menanam Porang Tanpa Modal

Rahmad | Serba-Serbi
Selasa, 13 April 2021 - 20:36:17 WIB


TERKAIT:
   
 

TIRASKITA.COM - Tanaman porang kini sedang naik daun di Indonesia.

Faktor yang membuat tanaman ini diminati para petani karena keuntungannya yang menggiurkan yang bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Baca juga: Untuk Perdana Kalinya, Kalsel Ekspor 10 Ton Porang ke Jepang

Seperti cerita Mujiono (56), petani asal Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Pria berkumis tebal ini sudah 27 tahun menanam porang.

Baca juga: Ingin Penghasilan Rp 3 Miliar Tak Sampai 2 Tahun? Tanamlah Porang, Ini Caranya

Ayah dua anak ini sudah meraup keuntungan ratusan juta selama menanam porang. Uang tersebut ia gunakan untuk membeli tanah dan juga membangun rumah.

Setiap panen ia selalu bisa membeli sesuatu. Padahal puluhan tahun silam, porang masih dianggap tanaman liar dan hanya segelintir warga yang membudidayakannya.

"Saya sudah menanam porang sejak 1994, waktu itu harganya masih Rp 2.000 per kg," ujar Mujiono, saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Surya, Senin (12/4/2021) siang.

Mujiono mengaku tidak mengeluarkan modal saat pertama kali menanam porang. Bibit porang dia ambil di hutan di lereng Gunung Wilis, di dekat desanya.

"Modalnya enggak ada, bibitnya saya cari langsung di hutan," jelasnya.

Menanam porang

Mujiono mengatakan, awalnya ia menanam porang di lahan seluas 10x20 meter persegi.

Setiap tahun, ia menambah luasan lahan tanaman porang hingga memiliki setengah hektare lahan yang ditanami 4.900 batang porang sampai sekarang.

Mulai 2015, setiap kali panen Mujiono mampu mendapatkan untung Rp 35 hingga Rp 36 juta.

Keuntungan atau hasil panen dia gunakan untuk membeli tanah, membangun rumah, serta membiayai sekolah anak.

"Uangnya saya belikan tanah, sekarang sudah punya delapan bidang tanah, saya tanam porang semua. Sebagian uang itu saya pakai untuk membangun rumah," tambahnya.

Mujiono menuturkan, menanam porang jauh lebih menguntungkan dibandingkan menanam ketela atau jagung, asalkan perawatannya benar.

Perawatan porang terbilang lebih mudah bila dibandingkan tanaman lainnya.

"Lebih mudah perawatannya, cuma diberi pupuk kandang saja," kata Mujiono.

Di desanya, Mujiono sudah bisa disebut petani porang "kawakan" alias berpengalaman.

Karena itu ia tidak hanya menanam porang, karena di lahan miliknya juga ditanami pohon cokelat, mangga, durian, jengkol atau cengkeh.

Dan tanaman porang ditanam di bawah pohon tegakan.

Mayoritas petani porang

Kepala Desa Durenan, Purnama (50) menjelaskan, 98 persen warganya merupakan petani dan sebagian besar menanam porang.

"Untuk wilayah Desa Durenan, jumlah lahan milik warga yang ditanami porang ada sekitar 200 hektare. Dan ada sekitar 149 hektare kawasan hutan milik perhutani yang ditanami porang oleh warga," kata Purnama.

Ia mengatakan, pengembangan porang di Desa Durenan sudah mulai berjalan sekitar 10 tahun terakhir.

Namun para petani baru serius menggarap sekitar tiga tahun lalu.

Dia menyebut porang merupakan komoditi yang menjanjikan. Meski perawatannya mudah, modalnya juga lumayan besar untuk membeli bibit.

Untuk satu hektare lahan dibutukan modal sekitar Rp 55 hingga Rp 60 juta. Ketika panen, petani bisa memperoleh Rp 300 juta lebih.

"Bahkan sebelah rumah saya, ia beli bibit Rp 12 juta, ketika panen dijual laku Rp 55 juta," urainya.

Ia mengklaim, angka kemiskinan di desanya semakin turun dan sebaliknya kesejahteraan warga semakin meningkat.

Dengan begitu, pantas bila lahan porang disebut bak tambang emas bagi mereka yang tekun membudidayakan porang.

"Terbukti saat pandemi, ada 68 warga Desa Durenan yang membangun rumah berkat panen porang 2020 kemarin. Artinya ketika seluruh warga menanam porang, kita bisa melibas angka kemiskinan. Dan ketika kualitas porang terjaga, pasar pasti membutuhkan," jelasnya.

Dan berkat porang pula, selama pandemi banyak warga desanya kembali dari perantauan dan menanam porang di kampung halamannya.

Ia berharap ke depan tidak ada lagi warganya yang merantau dan memilih menanam porang di desa.

Purnama juga memiliki lahan atau kebun porang seluas 2,8 hektare. Di lahan tersebut ia menanam 38.000 batang pohon porang.

"Ini sudah ditawar Rp 825 juta, tetapi saya minta Rp 1,2 miliar. Perkiraan ada sekitar 38.000 pohon. Kalau satu pohon bisa menghasilkan 4 kg dan saat ini harga per kilo Rp 10.000, semua bisa laku Rp 1,5 miliar," katanya sambil tersenyum.

Seperti halnya warga desanya, Purnama juga sudah mendapatkan banyak manfaat secara finansial sejak menanam porang.

Dia bisa membeli dua unit mobil dan lima motor, serta membangun rumahnya.

Purnama menambahkan, saat ini masih ada sekitar 500 hektare lahan yang belum ditanami porang.

Luas lahan tersebut sebagian milik petani pribadi, dan sebagian merupakan lahan Perhutani yang dikelola oleh warga desa setempat.***

Sumber : kompas.com


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Peringati Hari Bumi, Kota Cimahi Kirim Perdana RDF Di TPS Santiong
  • Laporan Wartawan Atas Dugaan Pengancaman Kepada Wartawan Naik Sidik
  • Saya Siap Maju Pilkada SBD, Ini Wakilnya Saverinus Kaka
  • Rapat Paripurna DPRD JABAR Untuk Ranperda Prakarsa
  • Jadi Ajang Dalam Berdakwah, CISSA-HK, Sukses Gelar Kegiatan Semarak Ramadan
  • Bahas Prosedur hingga Mekanisme Reses Dengan DPRD Sumatra Selatan
  • Sekretariat DPRD Jabar Gelar Halalbihalal "Mari Perkuat Silaturahmi & Sucikan Hati"
  • Dandim 0620/Kab Cirebon Bersama Forkopimda Lainnya Tinjau Pospam Ops Ketupat Lodaya 2024
  • Jaga Kesehatan Personel, Kasatgas Banops Ketupat LK 2024 Polres Rohil Gelar Cek Tensi & Beri Vitamin
  •  
     
     
    Kamis, 16 Juli 2020 - 15:30:10 WIB
    Diduga Lakukan Pungli, Sekda Nisut Dilaporkan ke BKN
    Sabtu, 29 Februari 2020 - 11:09:17 WIB
    PAW, Dua Kader Banteng Dilantik Gantikan Yasonna & Juliari.
    Rabu, 01 April 2020 - 17:03:07 WIB
    Kabupaten Kampar dan Beserta Jajaran Kepolisian dan Kodim Mencegah Covid-19
    Polres Kampar, Kodim dan Pemkab Semprotkan Desinfektan Secara Serentak
    Senin, 29 Juni 2020 - 12:36:10 WIB
    Perolehan Terbaik Pengelolaan keuangan Daerah
    Bupati Sampaikan Apresiasi Terhadap Perolehan WTP Untuk ke 4 Kali dari BPK
    Kamis, 28 Oktober 2021 - 09:57:20 WIB
    Pemprov Riau Usulkan Pembangunan Fly Over Simpang Jalan Soebrantas-Garuda Sakti Pakai APBN
    Kamis, 07 Oktober 2021 - 09:43:32 WIB
    Gratifikasi dan Suap, Apa sih Bedanya?
    Kamis, 18 April 2024 - 18:49:51 WIB
    Bahas Prosedur hingga Mekanisme Reses Dengan DPRD Sumatra Selatan
    Sabtu, 05 Juni 2021 - 17:21:47 WIB
    Kapolres Rokan Hilir Panen Ikan
    Sabtu, 23 Oktober 2021 - 13:10:19 WIB
    Wali Kota Pekanbaru Imbau Waspadai Gelombang Ketiga Covid-19
    Selasa, 04 Mei 2021 - 10:17:17 WIB
    Babinsa Koramil 07/Alasa Kodim 0213/Nias Komsos Dengan Perangkat Desa
    Rabu, 10 Mei 2023 - 10:34:55 WIB
    Sekwan DPRD Jabar Pimpin Rapat ASDEPSI Bahas Penetapan dan Perpanjangan Penjabat Kepala Daerah
    Senin, 05 Oktober 2020 - 05:13:11 WIB
    Jawa Tengah Juara Umum FLS2N 2020
    Sabtu, 30 November 2019 - 21:26:19 WIB
    Halim- Komperensi Dpastikan Dapat Perahu
    Senin, 17 April 2023 - 14:27:06 WIB
    Danwingdik 300/Teknik Pimpin Upacara Bendera 17-an
    Rabu, 31 Maret 2021 - 08:16:19 WIB
    Polsek Tapung Tangkap Pelaku Judi Togel di Areal Peron Sawit Desa Sari Galuh
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved